Berita Terkini – Megastruktur dalam rencana pengembangan multifungsi Thamrin City tidaklah aset property punya M Sanusi, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, seperti ramai dibicarakan.
Thamrin City yaitu property yang dipunyai serta diperkembang PT Jakarta Realty, perusahaan kerjasama bentukan BUMD DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo serta Agung Podomoro Grup yang disebut induk usaha dari PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).
Sanusi hanya tenaga pemasar yang dipakai jasanya untuk pasarkan unit-unit strata title pusat perdagangan serta unit-unit apartemen yang ada di Thamrin City.
Waktu jadi tenaga pemasar itu, posisi profesional Sanusi addalah sebagai Direktur Marketing PT Citicon Mitra Tanahabang. Perusahaan ini digandeng PT Jakarta Realty sebagai mitra pemasar Thamrin City.
Dari penelusuran harian kompas, kemampuan Sanusi waktu itu, yaitu kurun 2005, tak memuaskan PT Jakarta Realty. Penjualan seret, sesaat proyek mesti tetaplah jalan. Walau sebenarnya, dana untuk membiayai konstruksi Thamrin City 30 % ekuitas perusahaan, 30 % utang perbankan, serta 40 % penjualan.
Sampai lalu, pemasaran di ambil alih segera oleh PT Jakarta Realty dengan meletakkan Vice President Corporate Marketing APLN, Indra W Antono, sebagai Deputi Direktur Pemasaran perusahaan konsorsium itu.
Kisah Thamrin City
Waktu dibesut pertama kalinya pada 1 Juni 2004, nama property taraf jumbo ini yaitu Jakarta City Center atau disingkat JaCC. Terbagi dalam pusat perdagangan dengan kata lain trade center, apartemen Jakarta Residence, hotel Amaris, serta Jakarta Business Center.
Tempatnya strategis, tidak untuk disebutkan premium, yaitu di Jl Kebon Kacang Raya, Kecamatan tanah Abang, Jakarta Pusat.
Luas tempat Thamrin City yaitu 13, 5 hektar dengan keseluruhan luas bangunan 600.000 meter. persegi.
Pusat perdagangannya, bukanlah pusat berbelanja seperti ditulis sebagian media, terbagi dalam 9.000 unit kios yang terangkum dalam 9 lantai.
Beberapa konsultan yang ikut serta di dalamnya, bukanlah asal-asalan. Terdaftar beberapa nama besar yaitu PT Airmas Asri sebagai arsitek fasad, hotel, serta perkantoran.
PT Megatika International sebagai arsitek trade center, PT Indomegah Cipta Bangun Citra sebagai arsitek rencana, PT Encona Engineering sebagai konsultan manajemen konstruksi, PT Skemanusa Consultama Tehnik sebagai konsultan mekanik serta elektrik, PT Reynold Partnership sebagai konsultan quantity surveyor, serta Belt Collins International yang disebut konsultan lanskap.
Mengenai kontraktor proyek ditunjuk PT Pacific Prestress Indonesia sebagai penyedia tiang pancang, PT Hammer Sakti untuk pemancangan.
Thamrin City menelan investasi sejumlah Rp 1 triliun.
Kembali pada Sanusi, mungkin saja yang berkaitan memanglah ” mempunyai ” Thamrin City seperti disebut kakaknya, M Taufik.
Tetapi dia cuma mempunyai unit-unit strata baik kios ataupun apartemen. Bukanlah yang memiliki dalam makna meningkatkan serta mempunyai seluruh lokasi multifungsi ini.
Be the first to comment on "Thamrin City Bukan Punya Sanusi"